Bendera One Piece Berkibar di Tuban, Ini Reaksi Mengejutkan Wakil Ketua DPRD Tuban

05 August, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban – Sebuah bendera bergambar karakter bajak laut dari serial anime One Piece dikibarkan di wilayah Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Peristiwa yang terjadi menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia itu menjadi viral di media sosial pada awal Agustus 2025 dan langsung menyita perhatian publik.

Bendera tersebut pertama kali diketahui melalui unggahan warga berupa foto dan video yang tersebar luas di berbagai sosial media. Lokasinya berada di tempat yang mencolok dan mudah terlihat oleh masyarakat sekitar. Setelah viral, petugas gabungan dari Koramil, Polsek, dan pihak Kecamatan Kerek turun langsung ke lokasi untuk mengecek keberadaan bendera tersebut. Hasilnya, bendera bergambar bajak laut itu telah diamankan oleh aparat.

Peristiwa ini memunculkan berbagai reaksi, salah satunya datang dari Wakil Ketua DPRD Tuban, Miyadi. Menanggapi kejadian tersebut, Miyadi menyatakan bahwa mudahnya penyebaran informasi di era digital membuat berbagai aksi cepat menjadi sorotan publik.

Ia menyebut, tindakan pemasangan bendera tidak resmi seperti itu bisa jadi bagian dari ekspresi atau sekadar ingin viral. Namun jika menyalahi aturan, harus tetap ditindaklanjuti oleh petugas.

“Kalau memang hal tersebut merupakan pelanggaran, tentu harus ditindaklanjuti oleh petugas di lapangan,” tegasnya, saat ditemui setelah rapat paripurna di DPRD Tuban pada Senin 4 Agustus 2025.

Ia menambahkan, konteks dan motif pelaku perlu ditelusuri lebih lanjut. Bila terbukti pemasangan dilakukan secara sengaja dengan melanggar aturan, terutama jika sampai menempatkan bendera tersebut di atas bendera Merah Putih, maka dapat dikategorikan sebagai pelecehan simbol negara.

"Kalau disengaja, misalnya bendera itu dipasang di atas bendera Merah Putih, maka itu sudah masuk kategori pelecehan terhadap simbol negara. Aparat penegak hukum harus bertindak tegas, setidaknya dengan memberikan peringatan dan meminta klarifikasi, agar tindakan seperti ini tidak terulang," tambahnya

Miyadi juga mengingatkan bahwa perayaan kemerdekaan seharusnya menjadi momen refleksi dan penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan. Ia mengimbau masyarakat untuk merayakan 17 Agustus dengan cara-cara yang positif, tanpa menciptakan kontroversi.

Di balik kejadian ini, muncul pula pembahasan soal ekspresi masyarakat terutama kalangan muda dalam menyuarakan keresahan sosial melalui simbol alternatif. Beberapa kalangan menilai tindakan tersebut sebagai bentuk sindiran terhadap kondisi sosial-politik saat ini.

Meski demikian, Miyadi menegaskan bahwa simbol negara harus tetap dijaga kehormatannya. Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bersama untuk lebih bijak dalam berekspresi di ruang publik, khususnya menjelang hari besar nasional. ***