Pelantikan Pengurus IDI Gresik, Kuat dan Bersatu Mendukung Asta Cita

02 August, 2025

GRESIK, JURNAL PAPAR - Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Gresik resmi dilantik periode 2025–2028, Sabtu, 2 Juli 2025. Pelantikan pengurus baru IDI Gresik tahun ini mengusung tema IDI Kuat dan Bersatu Mendukung Asta Cita untuk Mewujudkan Indonesia Emas. 

IDI Cabang Gresik juga menyatakan kesiapan untuk mendukung program prioritas pemerintah daerah, termasuk Nawakarsa pelayanan dan pengembangan layanan berbasis koperasi.

Ketua IDI Gresik periode 2025–2028, dr. Abdul Fattah menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan program yang telah dirintis oleh pengurus sebelumnya. 

"Berharap sistem BPJS ke depan dapat memberi kepuasan bagi pasien maupun tenaga medis. Harapan kami, masyarakat senang, dokternya juga senang,” terangnya.

Sementara itu, Ketua IDI Wilayah Jawa Timur, dr. Sutrisno menyoroti tingginya tingkat komersialisasi dalam sektor kesehatan. Dari 25 perusahaan dengan keuntungan terbesar di Amerika pada 2025, tujuh di antaranya berasal dari sektor kesehatan. 

"Hal ini menunjukkan bahwa sektor medis kini menjadi ladang bisnis yang sangat menguntungkan. Mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai etika dan profesionalisme dalam praktik kedokteran," ujarnya.

Ia menambahkan, pertumbuhan rumah sakit yang begitu cepat di Indonesia, mencapai angka 3.400, dengan dominasi RS kecil milik holding dan Pemda. 

Mengajak juga agar potensi lokal seperti pengobatan herbal dan jamu tidak ditinggalkan begitu saja. Perlunya memanfaatkan potensi pengobatan tradisional yang memiliki potensi ekonomi besar.

“Produk herbal dan tradisional seperti jamu itu uangnya triliunan. Tapi jangan terlalu silau dengan produk dunia,” pesannya.

Ditempat yang sama, Wakil Bupati Gresik dr. Asluchul Alif menegaskan bahwa Pemkab Gresik bersikap hati-hati dalam memberi izin kepada rumah sakit luar daerah yang ingin membuka cabang di Gresik.

Ia menyebut sejumlah rumah sakit dari luar telah mengajukan permohonan, namun tidak diberikan izin. Langkah tersebut merupakan bentuk keberpihakan kepada fasilitas layanan kesehatan yang telah beroperasi di Gresik.

“Kami ingin masyarakat Gresik tetap menggunakan layanan kesehatan yang ada di daerahnya sendiri. Itu bentuk perlindungan terhadap ekosistem kesehatan lokal,” tegas Alif.

Ia menambahkan bahwa Pemkab Gresik akan terus memperkuat RSUD Ibnu Sina sebagai rumah sakit milik daerah. 

Selain itu, Rumah Sakit swasta seperti RS Semen akan difokuskan pada layanan jantung, sementara RS Petro dikembangkan untuk layanan gastroenterologi.

"Menekankan pentingnya optimalisasi layanan BPJS, mengingat Gresik telah mencapai Universal Health Coverage (UHC). Tidak boleh ada iuran tambahan. Semua harus gratis dan optimal,” ujarnya.****