Jenang Khas Demak, Rasa Manis dalam Tradisi Haul Sunan Bonang

10 July, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban – Haul Sunan Bonang bukan hanya menjadi agenda religi yang dinantikan warga Tuban dan sekitarnya, tetapi juga membawa berkah bagi para pedagang musiman yang menjajakan berbagai kuliner khas. Salah satu yang tak pernah absen dan menjadi ikon oleh-oleh haul adalah jenang khas Demak.

Salah satu penjual jenang asal Demak bahkan rela menempuh perjalanan panjang demi bisa berjualan di momen ini. Ia berangkat dari Demak pada Selasa, 8 Juli 2025 pukul 20.00 dan baru tiba di Tuban sekitar pukul 03.00 dini hari. Bersama rombongan lainnya, mereka naik truk membawa dagangan dan peralatan jualan, lalu menetap di stand sepanjang Jalan Ahmad Dahlan selama dua hari, Rabu dan Kamis, 9–10 Juli 2025.

“Sudah sejak dulu jualan setiap ada Haul Sunan Bonang,” ujar salah satu pedagang jenang asal Demak yang tak berkenan namanya disebut.

Tak hanya sekadar berdagang, kehadirannya juga menjadi bagian dari tradisi haul yang terus dijaga. Ia menjual jenang buatan asli Demak tanpa bahan pengawet, namun mampu bertahan hingga empat hari. Cita rasa legit dengan tekstur yang khas menjadikan jenang ini selalu diburu pengunjung.

Tak heran jika pengunjung haul merasa wajib membeli jenang sebagai oleh-oleh. “Beli jenang karena kebetulan penjualnya langsung dari Demak. Sudah menjadi adat sini, tiap ada haul beli jenang,” ungkap Erna, salah satu pengunjung stand UMKM sepanjang Jalan Ahmad Dahlan.

Keberadaan jenang Demak dalam haul Sunan Bonang bukan sekadar transaksi jual-beli. Lebih dari itu, ia menjadi simbol keterikatan budaya dan tradisi antara masyarakat Tuban dan pedagang dari luar kota. Di tengah hiruk pikuk acara haul, aroma manis jenang menjadi pengingat bahwa tradisi tidak hanya dirayakan lewat doa, tetapi juga melalui cita rasa yang terus diwariskan.***