
JURNAL PAPAR, Tuban - Di sudut kafe Konco Dolan yang hangat dan estetik, dua pasang tangan sibuk membentuk sesuatu dari gumpalan warna-warni. Bukan latte art, bukan juga gambar di iPad, melainkan clay, adonan mainan lunak yang biasa dimainkan anak-anak. Clay date namanya, tren baru anak muda yang menjadikan momen kencan lebih kreatif dan penuh tawa.
Adalah Alby dan Mari’ah, sepasang kekasih asal Lamongan yang sedang menikmati libur semester dari perkuliahan mereka di UIN Solo. Mereka sedang berada di Tuban, kota yang sudah tak asing bagi keduanya.
“Kalau libur ya biasanya pulang, terus main ke Tuban, kadang ke kafe, nongkrong aja,” ujar saat ditemui Jurnal Papar di Tuban, Minggu, 8 Juni 2025.
Bukan sekadar nongkrong. Hari itu, mereka sengaja membawa clay warna-warni dan duduk di sudut kafe, membentuk figur-figur imut berdua. Aktivitas itu dikenal dengan nama clay couple date, tren yang tengah ramai di TikTok, di mana pasangan saling membuatkan bentuk dari clay—entah boneka kecil, karakter lucu, atau benda favorit masing-masing.
“Biasanya kalo cuma ngobrol kan kadang bosen,” kata Alby sambil merapikan bentuk clay yang nyaris menyerupai karakter gurita. “Kita dulu suka main Uno, lego Tapi lama-lama gitu-gitu aja. Nah ini, bikin bentuk gini lebih seru, dan nggak bosenin,” cetus Alby yang kini duduk di semester enam.
Pacarnya, Mar’ah, duduk di sebelahnya, tersenyum kecil sambil memutar clay di tangannya.
“Lucu aja, bisa dijadiin mainan, disimpan. Kenang-kenangan gitu,” tambah Mar’ah, mahasiswa semester empat yang mengaku sering merasa jenuh dengan rutinitas kencan yang begitu-begitu saja.
Mereka mengaku, ide ini muncul setelah melihat beberapa konten TikTok yang memperlihatkan pasangan membuat clay bersama sambil tertawa-tawa. Ada yang gagal bikin bentuk, ada yang terlalu niat, bahkan ada yang menyisipkan pesan cinta dalam bentuk clay kecil yang dikeringkan lalu dijadikan gantungan kunci.
Fenomena clay date ini menjadi bagian dari gelombang tren kencan low budget tapi meaningful. Di tengah inflasi dan gaya hidup serba cepat, banyak pasangan muda yang mencari cara untuk membangun kedekatan tanpa harus membakar dompet.
Clay sendiri bisa dibeli dengan harga murah di toko alat tulis atau online marketplace. Satu set kecil hanya butuh belasan ribu rupiah. Yang mahal justru momennya: tawa saat bentuknya jelek, canda ketika clay-nya nempel di baju, dan obrolan ringan yang mengalir sambil jemari sibuk membentuk.
Momen, Bukan Mewahnya
Bagi Alby dan Mari’ah Clay date adalah waktu yang berkualitas. Sesuatu yang sederhana, tapi bisa jadi simbol kebersamaan.
“Pacaran itu kan soal momen. Kadang kita ketemu cuma pas libur kayak gini. Jadi ya pengen bikin yang beda. Nggak cuma makan terus pulang,” pungkas Alby sambil menunjukkan clay bentuk gurita hasil buatan Mari’ah. ***
Berita Terkait

The Coastal Bloom Tampilkan Branding Visual Simbolik, Bunga Mawar Jadi Bahasa Estetika dan Emosional
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru




















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.