
JURNAL PAPAR, SURABAYA – Mikroplastik kini tak hanya mengancam lingkungan, tapi juga langsung menyerang otak manusia. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) memperingatkan bahwa akumulasi partikel mikroplastik dalam sel imun otak berpotensi memicu peradangan saraf dan gangguan autoimun. Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ecoton mendesak pemerintah segera mengendalikan sumber mikroplastik di udara yang sudah mencapai tingkat membahayakan di berbagai wilayah Jawa Timur.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan mengendap dalam jaringan otak. Temuan itu dikuatkan oleh riset internasional berjudul “Bioaccumulation of microplastics in decedent human brains” oleh Alexander J. Nihart dkk, yang menyatakan bahwa partikel plastik jenis polietilen ditemukan dalam otak manusia yang telah meninggal.
“Keberadaan polietilen dalam otak harus menjadi peringatan keras bagi masyarakat Indonesia,” tegas Koordinator Pendidikan dan Kampanye Ecoton, Alaika Rahmatullah, Rabu (4/6). Ia mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia kini menjadi yang paling banyak mengonsumsi mikroplastik di dunia, mencapai 15 gram per bulan, sebagian besar melalui inhalasi udara yang terkontaminasi.
Ecoton menyatakan bahwa akumulasi mikroplastik dalam sel imun otak menyebabkan tubuh mengenali partikel tersebut sebagai benda asing, sehingga memicu neuroinflamasi atau peradangan saraf. Polietilen, yang umum ditemukan pada botol air minum dalam kemasan, ditemukan dalam proporsi lebih tinggi di otak dibandingkan organ lain seperti hati dan ginjal.
Data yang dihimpun Ecoton menunjukkan kadar mikroplastik tertinggi di udara Jawa Timur ditemukan di Pasar Benjeng, Gresik, dengan 141 partikel per 2 jam. Disusul Sidoarjo 50 partikel, Jombang 16 partikel, Surabaya 13 partikel, dan Mojokerto 12 partikel dalam periode waktu yang sama.
Uji lapangan yang dilakukan pada Mei 2025 di enam desa di Sidoarjo termasuk Tropodo dan Wonoayu membuktikan bahwa udara telah tercemar oleh berbagai jenis mikroplastik, seperti fiber, filamen, dan fragmen. Di Kecamatan Wonoayu saja, ditemukan 65 partikel dalam waktu 3 jam.
Alaika menyebut bahwa penyebab utama pencemaran udara mikroplastik berasal dari kebiasaan membakar sampah plastik, gesekan ban kendaraan dan alas kaki, sistem pembuangan terbuka (open dumping), industri daur ulang, produk rumah tangga, serta limbah tekstil polyester.
“Pemerintah harus bertindak. Ini bukan lagi isu lingkungan semata, tapi sudah masuk ranah kesehatan publik,” tegas Alaika.
Ecoton mendesak pemerintah untuk:
- Menegakkan hukum pelarangan pembakaran sampah plastik.
- Tidak menggunakan teknologi pembakaran dalam pengolahan sampah.
- Mengendalikan seluruh sumber pelepasan mikroplastik ke udara.
- Menetapkan baku mutu mikroplastik di lingkungan dan dalam seafood.
Tag
Berita Terkait

Penyusuran Hingga Menyelam, Pencarian Anak Tercebur di Bengawan Solo Gresik Belum Ditemukan

Kemendes PDTT Dorong Angkatan Muda Muhammadiyah Tuban Jadi Motor Penggerak Pembangunan Desa

Penjelajah Belanda Ungkap Tradisi Ksatria “Senenan” di Tuban, Warganet Soroti Minimnya Dokumentasi

Ugal-ugalan! Super Car Porsche Seruduk Toyota Rush di Tol Sidoarjo, Polisi: Pengemudinya Cewek

Mantan Aktivis Dinilai Khianati Reformasi, Peringatan 27 Tahun Reformasi Diwarnai Kritik Tajam

Baru Sebulan Ngekos, Pria Sidoarjo Ditemukan Tewas Membusuk di Kamar Kos Driyorejo Gresik

Kapok! Oknum Pendekar Silat Berulah di Soko, Langsung Dibekuk Jatanras Satreskrim Polres Tuban

Angka Stunting di Tuban Turun dan Lampaui Target Nasional, Begini Reaksi Bupati Mas Lindra

Awas, Penipuan Berkedok Pejabat Pemkab Tuban Gentayangan! Ini Nomor WhatsApp yang Dipakai

Tiduri Anak di Bawah Umur Berulang Kali, Pria asal Gresik ini Meringkuk di Tahanan Polisi

Gresik Utara Dilanda Banjir, Ketua DPRD: Mitigasi Bencana, Pembangunan Tanggul dan Edukasi Petani

Pemberangkatan Jamaah Haji 2025, Sejumlah Jalan di Tuban Ditutup Sementara, Ini Daftar Lokasinya

Empat Hari Melarikan Diri, Pelaku Pembacok Tetangga di Menganti Gresik Serahkan Diri ke Polisi

Hujan Lebat dan Puting Beliung! BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Tuban 18–27 Mei 2025

Langgar Jam Operasional, Satlantas Polres Gresik menerbitkan 32 surat tilang Truk Angkutan Barang

Dukung Asta Cita Prabowo, Polda Jatim Tangkap 2.307 Pelaku Premanisme Hanya Dalam Waktu 14 Hari

Merasa tak Dihargai, Anak di Tuban Kepruk Ayah Kandungnya dengan Batu, Begini Pengakuan Tersangka
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru


































































































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.